Ichtisar Kemerdekaan Indonesia

ingini TA lapang djumalistik, akan tetapi pada masa itu, tidak ada pintu terbuka untuknja. Untuk mengatasi kesulitannja, maka Supratman meneruskan ke Bandung, dimana disini dia mengikut menumpang disalasatu saudaranja.

Disalasatu gedung pertemuan di Bandung, Supratman aan mengembangkan seni-suara dan dia sendiri sebagai pe-

main biola. Tetapi hatinja selalu belum puas. Karena tabiat

: Supratman djarang sekali puas hatinja dengan apa jang telah diperolehnja. Keinginan “untuk mentjapai tingkat jang lebih tinggi perkembangan djiwanja tak habis-habisnja. Keinginan untuk mentjahari Japangan jang lebih Tuas membawa dia ke Djakarta pada tahun 1924.

Di Djakarta Supratman bekerdja dalam perusahaan surat kabar ,,Sin Po”. Disinilah dia menundjukkan kegiatan jang amat besar dalam lapang djumalistik.

Tulisannja selalu membawa isi jane berguna dan untuk masarakat. Disamping itu, dia tetap mengembangkan senisuaranja. Disini dia mulai mengarang beberapa lagu dan diantaranja dikarangnja lagu-lagu ,,Kartini” & ,K.B.I. Mars” (Kepanduan Bangsa Indonesia) dan lain-lain.

Pada suatu hari Supratman mendapat ilham untuk mengarang sebuah lagu kebangsaan. Siang malam hatinja gelisah. Kerapkali ia duduk sendiri. Keinginannja untuk menijiptakan lagu kebangsaan itu beberapa Tamanja menguasai seluruh hidupnja.

“ Achirnja terkaranglah olehnja lasu INDONESIA RAYA, jaitu lagu kebangsaan jang diakui oleh 70.000.000 Ra'jatnja.

: 27 Oktober 1928, sebagai jang pertama kali lagu kebanesain ini diperdengarkan diwaktu PEMUDA INDONESIA mengadakan Kongresnja di Djakarta. Sebagaimana kebiasaan, kutika diperdengarkan lagu itu, hanja sebagai “instrumental sadja, akan tetapi pada wakta diperdengarkan tidak mendapat sambutan apa-apa, karena mungkin pada masa itu pemudapemudi jang mendengarkan belum mengetahui isi maksud dari lagu kebangsaan tersebut.

Sebagaimana telah diterangkan bahwa Supratman itu, selalu tidak puas dengan apa jang telah didapatnja. kutika dia mengetahui bahwa lagu kebangsaan jang dikarangnja sampai sedemikian rupa itu tidak mendapat sambutan apa-apa, maka

40