Ichtisar Kemerdekaan Indonesia

Selama tahun 1928, Nasionalisten Indonesia, terutama dari golongan P.N.I., bergiat mengadakan rapatrapat propaganda dan pertemuan-pertemuan diseluruh Indonesia dan dimana-sadja jang ada tjabang-P. NS diperbintjangkan sual jang penting-penting, ialah jang mengenai dengan sual politik, masarakat, ekonomi dan sosial dengan pandjang lebar dan jang mudah dimengerti oleh segenap penduduk terutama bagi para anggauta P.N. I. sendiri.

Akibat dari kegiatan propaganda. P.N.I. ini, terutama mendapat pimpinan sempurna dari Bung Karno sendiri, maka seluruh Indonesia dimana sadja ada tjabangnja mendapat sambutan dari Rajatnja. Dengan akibat ini, sampai terpaksa pemerintah Hindia-Belanda pada waktu itu, mengutarakan pemandangannja dalam sidang Dewan Perwakilan Rajat (Volksraad) tahun 1928-1920, dalam suatu Tapat jang diadakan pada tanggal 15 Mei 1928, gubernur-djenderal menundjukkan kegiatannja propaganda revolusioner-nasionalisten. dalam pembitjaraannja kutika memberikan pemandangan politik anak negeri.

Achir-achirnja pemerintah sangat memperhatikan dengan gerak-geriknja non-cooperatie jang diperkuat oleh aksinja P.N.I. Menurut pandangan pemerintah, bahwa non-cooperatie itu, selainnja dari pada kegiatan atau tumbuh sendiri, djuga ada menurut tudjuan para pengikut jang pasti, membawa anasir-anasir mutlak mengenai tentang permusuhan terhadap pimpinan pemerintah Belanda di Indonesia.

Alat-alat pemerintah dikerahkan dengan sepenuh tenaga. maksud mana supaja bisa mengetahui sedalam-dalamnja, tentang tudjuan non-cooperatie pada waktu itu, kemudian pemerintah Hindia Belanda menerangkan. bahwa ia mempunjai bukti-bukti jang mendjelaskan dengan pasti, bahwa diantara mereka jang menamakan dirinja non-coiperator itu. ada pengikut-pengikut politik kekerasan.

Segala rintangan oleh P.N. IT. bisa diatasi, para pemimpin banjak jang terdjirat dalam spreek-delik, pers-delik dan lain-lain arena semangkin hari semangkin terasa akan kesempitannja hak bersidang dalam negara djadjahan itu. Meski demikian P.N.I. dengan bung Kamonja, tetap berkeliling ke seluruh

20